Malam Minggu Yang Panjang

Lewat tengah malam saya belum bisa tidur. Sebenarnya bukan karena tidak ngantuk, rasa ngantuk itu ada…namun entah kenapa otak saya masih terus semangat berfikir. Berfikir tentang berbagai hal yang ada di dunia ini. Pernah mungkin sekitar 3 bulan lalu saat saya mempraktekan sebuah metode mengaktifkan alam bawah sadar dengan panduan sekedar buku psikologi yang kebetulan saya temukan di perpustakaan komersial. Beberapa malam saya tidak tidur seperti biasa. Fisik saya tidur namun entah kenapa jiwa saya tetap terjaga. Dalam kondisi itu saya mampu membaca hafalan qur’an saya dengan lancar. Lebih lancar dari pengulangan hafalan yang biasanya saya lakukan pada saat tahajud. Saat tahajud kadang ada jeda dan otak saya berfikir untuk menyambungkan ayat yang dihafal. Tapi saat saya mengaktifkan alam bawah sadar saya…betapa jernih semua terasa. Esok harinya saya tetap fresh dan semangat. Saya agak takut juga dengan pengalaman yang baru dijalani ini.

Saya sempat berkonsultasi dengan beberapa orang yang faham psikologi dan tasawuf. Ada yang menyarankan dihentikan. Ada yang menyarankan diteruskan sampai saya menemukan dan mengendalikan pengaktifan alam bawah sadar tersebut. Karena ternyata energy alam bawah sadar lebih dahsyat dari sekedar energy sadar yang hanya mengaktifkan pikiran kita. Kunci mengupgrade otak ternyata dengan mengistirahatkannya dan menggantinya dengan alam bawah sadar seseorang.

itulah konon kabarnya kunci dari kesehatan dan kesegaran fisik. Lagi-lagi tanpa sengaja saya menemukan buku yang terselip di bagian buku novel chiklit buku itu berjudul Inner beauty….he he sebagai perempuan penasaran dong dengan buku semodel begitu. Saya baca dengan semangat….buku itu tidak sistematis…berputar-putar sampai membuat saya pusing. Apa sebenarnya yang ingin disampaikan oleh penulis buku. Mengapa hanya untuk mebicarakan inner beauty saja mesti berbicara tentang berbagai simbol huh…tapi seolah saya menemukan jawaban dari buku yang tanpa sengaja juga saya temukan. Dan saya sepakat…isi hati lah yang mencerminkan seseorang terlihat seperti apa. Energy kebaikan ini yang akan memancar dan dirasakan oleh hati kecil manusia yang lain. Tersambung frekuensinya dengan frekuansi yang sama…au ah…jadi kebawa lieur….

Ya…ya…berburu buku-buku yang unik dan menarik memang menyita perhatian saya. Untuk menjadi selingan ditengah aktifitas ritual sebagai ibu, istri dan pengajar. Meski hanya perpustakaan komik yang kecil dan usang saya suka sekali mengunjunginya. Saya sering anggap itu sebuah petualangan mencari harta karun dan saya tidak usah mengeluarkan terlalu banyak uang untuk mendapatkan buku-buku unik dan bagus yang bisa saya temui. Saat saya menemukan perpustakaan baru…serasa saya mendapatkan augerah melebihi permata. Saat membaca buku bagus seolah saya bertemu dengan penulisnya. Bercakap-cakap dalam berbagai tanya yang memenuhi kepala saya. Atau terpana karena indah serta bagusnya tulisan yang dibuat oleh sang penulis. Itulah dunia yang menyenangkan. Saya bisa berkelana sampai kemanapun juga. Seolah saya lah yang mengadakan perjalanan tersebut.

Imajinasi saya berkelana mengikuti alur setiap buku yang saya baca. Dimana sebenarnya letak imajinasi? Apakah ia ada dalam pikiran atau ada dalam jiwa? Atau antara keduanya…ah…biarkanlah ia ada dimana. Tak penting itu menentukan imajinasi ada di sebelah mana atau masuk dalam kategori apa. Lepaskan saja…kalau masih memikirkan itu apa bedanya dengan seseorang yang masih memakai teralis modernism untuk melihat berbagai hal. Stop think just feel, can I? Hmmmm…I don’t think so

Ya malam ini baru saja saya menonton filem kartun yang diproduksi oleh Walt Disney. Filem tersebut berjudul “UP”. Filem keluaran tahun 2009 ini menceritakan tentang pengalaman seorang kakek tua bersama seorang anak mewujudkan mimpinya. Mimpi ini sebenarnya sebuah mimpi yang dibangun kakek Frederickson dengan Istrinya Ellie. Sebuah mimpi yang telah menyatukan mereka berdua dalam sebuah pernikahan yang romantis meski tanpa kehadiran seorang anak. Namun ternyata Ellie lebih awal menemui Sang pencipta. Saat Ellie tak ada justru keinginan untuk mewujudkan mimpi itu semakin berkobar. Tanpa sengaja seorang anak terlibat dalam proses mengejar mimpi tersebut. Dengan balon gas yang jumlahnya ribuan, kakek tua ini menerbangkan rumahnya dan berpetualang mewujudkan mimpinya dengan perjuangan yang berat.

Namun ternyata ada yang lebih berharga dari sekedar mewujudkan mimpi pribadi kakek Frederickson dan Ellie istrinya. Hal tersebut adalah menyelamatkan persahabatan dan nyawa teman yang terancam. Kakek Frederickson telah memutuskan sebuah keputusan terbaik. Sebuah keputusan mulia. Ya…filem ini sangat bagus ditonton anak-anak. Besok aku akan menemani kedua anakku menonton filem ini betapa karena mengejar sebuah mimpi, seseorang yang tua…sakit-sakitan bisa melakukan berbagai hal yang mungkin tidak masuk nalar sehat. Apalagi seseorang yang masih sangat muda tentunya peluangnya akan lebih besar kalau mereka memiliki pola piker yang positif dan baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingin Kembali!

Sunan Ampel dan Cardinal Virtue

Metaverse Untuk Kuliah Lapangan.