Shaum hari ke-4

Shaum hari ke empat belum membuat saya berlari kencang. Masih tertatih menyambut hadirnya bulan mulia ini. Apa kira-kira indikasinya sehingga saya berpikiran seperti itu? Apakah karena tadarus yang belum sepanjang waktu? Atau amalan sunnah yang belum sepenuhnya menghiasi shaum ini?.

Entahlah, namun di hari ke empat ini saya masih menyesuaikan diri dengan ritme Ramadhan. Mengkondisikan anak-anak untuk kuat shaum dan mencoba menyajikan menu sehat agar mereka kuat berpuasa. Juga bersilaturahmi dengan keluarga besar menjadikan saya belum sepenuhnya tenggelam dalam aktifitas ukhrawi.

Hai...lagi-lagi kau masih memisahkan amal dunia dengan ahirat. Apakah saat menyajikan makanan sehat untuk keluarga bukan amal ahirat? Apakah saat menjalankan peran sebagai menantu yang shaleh bukan amal ahirat? apakah saat menjalankan fungsi sebagai ibu, istri dan anak bukan amal ahirat?.

Mungkin karena amal yang sudah disebutkan di atas sudah biasa dilakukan pada bulan lain, sehingga terasa tidak istimewa. Ya, semoga hal perasaan tersebut merupakan sebuah perasaan haus akan dekat dengan Allah. Sehingga ritual pun semakin meningkat.

Hari ke empat ini saya bersyukur karena tidak kembali tidur setelah sholat subuh. Saya bisa melakukan hal produktif dalam hidup. Maha kasih Allah yang telah menciptakan Caffein. Satu zat ini telah membuat saya terbantu menyelesaikan berbagai karya. Semoga kelak karya ini menjadi abadi dan menjadi amal jariyah buat saya kelak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingin Kembali!

Sunan Ampel dan Cardinal Virtue

Metaverse Untuk Kuliah Lapangan.