Rutinitas biasa...biasa aja kaleee

Segunung cucian subuh ini sudah menyapa...Ini terjadi karena saya suka menunda pekerjaan. Kebiasaan basi yang sukar diubah. Kebiasaan ini juga berimbas dengan studi yang dijalani. Entah kenapa saya lebih suka mengerjakan sesuatu yang tidak prioritas meski pekerjaan itu penting. Kalo skala pekerjaan itu prioritas utama untuk diselesaikan maka saya merasa tertekan dan malah menghindari pekerjaan tersebut.

Saya memang paling tidak suka melakukan sesuatu dalam sebuah tekanan. Tapi sampai kapan mau gini terus? Ayo Hannah...manajemen waktumu harus lebih perbaiki lagi...Coba tempatkan skala prioritas terutama yang penting dan mendesak. Jangan kamu bikin lubang untuk mengubur dirimu sendiri.Hal kecil kecil inilah yang sebenarnya menentukan keberhasilan dimana pun. Huhh...benar-benar kalo rasa malas datang maka semua kalimat motivasi dari berbagai buku...pelatihan...nasihat menguap semua.

Pagi ini anak saya yang TK mogok pergi sekolah dengan alasan sering dimarahi oleh ibu gurunya. Saya bertanya seperti apa ibu guru memarahinya? Dia menjawab bahwa dia selalu diminta mengalah dan ditempatkan pada giliran terahir kalau membaca dan mengerjakan tugas. Saya bercerita tentang kebaikan-kebaikan bu guru yang pernah diceritakannya dan juga mencoba mengajak melihat sisi positif dari perilaku ibu guru kepadanya. Dari penjelasan ibu gurunya di awal semester ini, anak saya memang memiliki kemampuan di atas teman-teman yang lain. Selain dia juga selalu antusias dan selalu ingin memimpin. Ibu guru merasa berkewajiban untuk memotivasi yang lain agar juga bisa antusias dan percaya diri. Dengan seperti ini, maka diharapkan anak saya bisa sabar dan juga menghargai teman-temannya.

Informasi dari bu guru ini merupakan hal yang sangat berharga dan saya berhasil meyakinkan anak saya bahwa pada saat dia ingin menjadi anak besar seperti kakaknya maka dia harus bisa mengalah dan sabar.

Setelah berhasil meyakinkannya, dia mogok dengan alasan baru, bahwa dia tidak mau memakai kaus kaki. Kaus kaki membuatnya gerah dan gatal, padahal di sekolah wajib memakai kaus kaki. Saya melihat kaus kakinya dan berkata "ooh ternyata kaus kaki dede kotor...mimi lupa mencucinya jadi pakai kaus kaki kemarin. Kalau kaus kaki bersih pasti tidak gatal. Coba mimi pakein ya..." bujuk saya. Saya mencari-cari kaus kaki anak saya di lemari...ternyata kaus kakinya tinggal yang sebelah sebelah...dan yang lain kotor semua karena saya lupa mencucinya. Saya memeluknya dan meminta maaf membuatnya tidak nyaman. Untungnya tetangga sebelah menjual kaus kaki anak, sehingga kendala ini bisa teratasi.

Terus terang setelah lebaran ini saya benar-benar mengurus rumah sendiri. Ramadhan lalu berat badan saya tidak turun tetap stabil. Tapi di bulan syawal ini sepertinya berat badan saya turun. Saya jadi teringat setahun lalu dalam kondisi seperti ini saya juga menjadi kurus. Semoga meski kurus saya sehat.

Ditengah urusan cuci-mencuci tiba tiba saya dapat telfon dari kantor untuk belanja buku tentang gender. Diperpustakaan p2tp2a Jabar saat ini bukunya meski tentang perempuan, anak dan keluarga tetapi cuma ada yang islami fundamentalis saja. Sedangkan buku gender tak ada. Betapa bahagianya saya mendapat perintah ini. Karena dari kemarin saya sudah gemas dengan kondisi perpustakaan kantor kami. Artinya saya bisa nebeng beli beberapa buku yang bagus...hehehehe...bukan untuk dimiliki tapi untuk saya kaji dan telaah.

Hmm saat saya mau siap-siap berangkat, tiba-tiba saya disergap sedemikian rupa sehingga harus keramas. Dasar...handsome devil kurang ajar...bikin repot aja. Suka siih tapi mbok ya liat2 waktu dong...ditengah berkejaran dengan waktu kok seenaknya aja ngajak. Tapi seru...menegangkan hehe yo wiss mandi dulu deh...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingin Kembali!

Aksi-Refleksi Bersama Bloom

Sunan Ampel dan Cardinal Virtue