Ayu Ting-Ting

Pagi tadi saya baru mendengar lagunya Ayu ting-ting. Terus terang seminggu ini saya memang mendengar nama artis tersebut dibicarakan di fesbuk dan kompasiana dan beberapa web yang lain. Namun hati saya tidak tergerak sedikitpun untuk mencoba mencari tau siapa dia. Dalam hati saya berkata "engga penting banget deh tau siapa dia, tapi... kenapa ya kok orang-orang pada rame emang ada apa?"

Saya memang hampir tidak pernah menonton TV. Pola ini sudah menjadi bagian dari diri saya. Suami dan anak-anak masih suka menonton terutama untuk acara berita, olah raga dan kartun. Informasi saya dapatkan setiap hari bersumber dari internet dan media cetak langganan. Sebelum tidur saya bertanya kepada suami siapa Ayu Ting-ting dan kenapa orang kok heboh sedemikian rupa. Dia tidak menjawab apa-apa hanya meminta saya untuk tidur karena saya bertanya bukan pada waktu yang tepat. Ya iyalah selesai belajar jam 12 malam saya membangunkannya cuma mau bertanya tentang Ayu Ting-ting...gak sopan banget kan?

Maka pagi hari suami saya mendown load lagu Ayu Ting-ting dan memperdengarkannya kepada saya. "Nih lagu Ayu Ting-ting menurut kamu kira-kira apa kelebihannya setelah mendengarkan?" Saya mendengarkan dengan seksama dan mengerutkan kening? Apa kelebihannya ya? lalu saya berkata kepada suami "musiknya biasa aja...gak ada yang istimewa...orangnya juga biasa banget g seksi malah terkesan masih polos lagunya juga sederhana jadi kelebihannya dimana? saya malah balik bertanya kepada suami. Ia menjawab :"justru karena minimalis seperti ini orang banyak yang suka. Publik sudah bosan dengan penyanyi dangdut yang seronok dan menjual goyang yang vulgar saat menyanyi, jadi Ayu Ting-ting saat ini dapet momen yang pas. Sebenarnya mahasiswa aa dari tahun lalu sudah menyanyikan lagu ini saat field trip ke Jogja tapi hokinya mungkin baru sekarang kayaknya, duuh istriku kamu kuper banget sih". Mendengarkan penjelasan suami saya cuma bisa bilang OOOH.

Saya mencukupkan sampai disini pencarian saya tentang Ayu Ting-ting. Tiba-tiba ba'da Isya tadi saya ditelfon ketua WSC (Women Student Center) UIN yaitu Deti untuk menjadi pembicara tanggal 17 Oktober 2011 tentang Dangdut dengan perspektif perempuan. Saya sudah bilang bahwa saya tidak tahu apa-apa tentang Dangdut karena lingkungan saya selama ini tidak berdekatan dengan genre musik tersebut. Bahkan dengan sosok Raja Dangdutpun saya tidak suka. Tentu ini berefek pada hasil karyanya yang juga tidak saya sukai. Tapi Deti meyakinkan saya bahwa saya tidak difokuskan membahas apa itu dangdut melainkan melihat fenomena perdangdutan yang penyanyinya kebanyakan peremupan, gaya berpakaian yang khas, gaya panggung yang khas dan itu sangat menarik kalau dikaji lewat teori yang berperspektif perempuan. Saya menyanggupinya dan mulai malam ini mulai mencari tau lebih banyak tentang Dangdut.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingin Kembali!

Sunan Ampel dan Cardinal Virtue

Metaverse Untuk Kuliah Lapangan.