8 Syawal
Delapan hari di bulan Syawal sudah berlari. Meninggalkan diri yang termangu ditinggalkan Ramadhan. Memang, target spiritualitas personal grafiknya meningkat tajam sebulan kemarin. Namun produktifitas menulis entah kenapa belum bergeming.
Fokus dengan studi kembali jadi alasan. Padahal setelah dievaluasi tak ada perkembangan yang signifikan. Yang jelas kepala menjadi berputar putar karena membaca dan terus membaca tanpa sebuah refleksi untuk menangkap maknanya. Bahkan perjumpaan dengan orang-orang inspiratif pun sampai hari ini malah di peti emaskan.
Tak ada satu titik dalam perjalanan hidup yang tak berarti. Kita membutuhkan waktu dalam sebuah perjalanan. Membutuhkan masa inkubasi untuk bisa sampai terjangkiti sesuatu. Virus hasil bacaan, perenungan, pertemuan bahkan perjalanan spiritual sedang bekerja masuk kedalam sel-sel otak yang sepertinya ingin dimuntahkan. Rasa mual kini mulai mendera. Semoga muntahannya bisa berupa tulisan tulisan yang bisa menjadi titik titik pembentuk garis kehidupan. Garis yang bermuara dariNya dan ingin kembali padaNya.
Logistikon, Thumos dan Epithumia akan selalu ada dalam diri manusia. Ketiganya bersifat imortal. Meski Logistikon selalu mengarahkan agar Thumos bergerak menuju keberanian melakukan kebaikan dan kebenaran, namun Epithumia selalu bergerak kepada pemenuhan kenikmatan. Apakah benar Logistikon memang dekat dengan Idea yang sempurna? kenapa pula Epithumia sebagai hasrat selalu dianak tirikan. padahal betapa membosankannya hidup bila selalu ada dalam kerangka rasio yang sudah terpola dan terpetakan.
To be Continued ah...bade dhuha heula...
Fokus dengan studi kembali jadi alasan. Padahal setelah dievaluasi tak ada perkembangan yang signifikan. Yang jelas kepala menjadi berputar putar karena membaca dan terus membaca tanpa sebuah refleksi untuk menangkap maknanya. Bahkan perjumpaan dengan orang-orang inspiratif pun sampai hari ini malah di peti emaskan.
Tak ada satu titik dalam perjalanan hidup yang tak berarti. Kita membutuhkan waktu dalam sebuah perjalanan. Membutuhkan masa inkubasi untuk bisa sampai terjangkiti sesuatu. Virus hasil bacaan, perenungan, pertemuan bahkan perjalanan spiritual sedang bekerja masuk kedalam sel-sel otak yang sepertinya ingin dimuntahkan. Rasa mual kini mulai mendera. Semoga muntahannya bisa berupa tulisan tulisan yang bisa menjadi titik titik pembentuk garis kehidupan. Garis yang bermuara dariNya dan ingin kembali padaNya.
Logistikon, Thumos dan Epithumia akan selalu ada dalam diri manusia. Ketiganya bersifat imortal. Meski Logistikon selalu mengarahkan agar Thumos bergerak menuju keberanian melakukan kebaikan dan kebenaran, namun Epithumia selalu bergerak kepada pemenuhan kenikmatan. Apakah benar Logistikon memang dekat dengan Idea yang sempurna? kenapa pula Epithumia sebagai hasrat selalu dianak tirikan. padahal betapa membosankannya hidup bila selalu ada dalam kerangka rasio yang sudah terpola dan terpetakan.
To be Continued ah...bade dhuha heula...
Komentar
Posting Komentar