Enam Formula Kebangkitan
Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
Aku tenggelam dalam lautan luka dalam
Aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang
Aku tanpamu butiran debu
Masih ingat lagu band Rumors
yang berjudul Butiran Debu di atas? Hampir semua anak muda Indonesia tau dan
hafal lagu ini. Lagu ini sempat merajai di setiap acara musik baik di televisi
maupun radio sampai ahir 2012 lalu. Hal ini terbukti pada saat training Muda
Mulia angkatan ke-4 tanggal 2 Desember 2012 lalu, saat MC meminta peserta untuk
mengangkat telepon genggam yang berisi lagu ini, hampir ¾ peserta yang hadir
melakukannya. Bahkan tidak hanya remaja yang menggemari lagu ini, dewasa dan
anak-anak pun menyukainya.
Coba perhatikan lirik
lagu ini, tak usah keseluruhan cukup reff nya saja seperti yang tertulis di
atas. Kira-kira manusia seperti apa yang terjatuh dan tidak bisa bangkit lagi?
Manusia seperti apa pula yang bisa tenggelam dalam luka dalam? Manusia bagaimana
yang tak tau arah jalan pulang? Manusia bagaimana yang tanpa kehadiran orang
lain merasa seperti butiran debu? Alay banget kan? Mungkin semakin alay semakin
laku saat ini. Tapi tanpa sadar sugesti negatif masuk ke alam bawah sadar dan
membuat seseorang semakin lemah dan galau bila menyanyikan lagu ini (pengalaman
hehehe).
Setiap manusia di muka
bumi pasti berhadapan dengan berbagai permasalahan dalam hidup. Satu permasalahan
selesai, muncul permasalahan yang lain. Berjalin berkelindan, hilir mudik,
timbul tenggelam, datang pergi terus menerus selama ia masih menghembuskan
nafas di muka bumi ini. Ini sudah menjadi sunnatullah
menemani perjalanan setiap manusia. Agar lagu 'Butiran Debu' di atas tidak
menjadi sugesti negatif yang pada ahirnya memperburuk keadaan, bagaimana
sebetulnya kunci agar kita bisa kembali bangkit dalam menghadapi berbagai
persoalan?
Kita bisa belajar dari
seorang pemuda yang sedang ada dalam kesulitan. Pemuda ini bertemu dengan Rasulullah SAW lantas
bercerita bahwa ia sedang ada dalam lilitan hutang dan minta nasihat serta do’a.
Rasulullah SAW mendoakan dalam sebuah hadis shohih yang tertulis dalan Kitab
Shohih Bukhari no 6369. Hadis ini diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a yaitu:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الهَمِّ
وَالحَزَنِ، وَالعَجْزِ
وَالكَسَلِ، وَالجُبْنِ
وَالبُخْلِ، وَضَلَعِ
الدَّيْنِ، وَغَلَبَةِ
الرِّجَالِ
“Ya
Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegalauan dan kesedihan, kelemahan dan
kemalasan, kepengecutan dan kekikiran, belitan hutang dan penindasan orang.”
(HR.
Bukhari)
Ternyata Rasulullah tidak
langsung mendo’akan apa yang diminta oleh pemuda tersebut. Sebelumnya ada 6 hal
yang ia do’akan yaitu berlindung dari 1) kegalauan, 2) kesedihan, 3)kelemahan,
4) kemalasan, 5)kepengecutan, 6) kekikiran. Kenapa tidak to the point? Kenapa pula 6 hal ini
yang dipanjatkan? Ternyata ia sangat paham kondisi psikologis orang yang ada
dalam lilitan masalah apapun itu termasuk masalah hutang. Pada saat seseorang
terkena masalah awalnya akan galau, bila ia diam saja maka galau tersebut akan
meningkat menjadi sedih. Saat seseorang sedih, ia akan menjadi lemah dan tak
berdaya melakukan usaha apapun. Saat seseorang lemah, maka ia semakin malas
berusaha karena merasa usahanya sia sia. Setelah lemah ia akan menjadi pengecut
tidak berani menghadapi permasalahan, bahkan kalau bisa menghindar dan lari sejauh
mungkin. Dalam kondisi seperti ini dia akan menjadi orang yang kikir. Kikir
memberikan bantuan pada orang lain, apakah berupa hal material, tenaga, pikiran
berupa nasihat dan lain-lain. Hal ini terjadi karena ia merasa bahwa dirinyalah
yang penuh dengan masalah dan seharusnya ditolong.
Sehingga formula do’a
Rasulullah ini bila dituliskan seperti ini:
1.
Berlindung dari
kegalauan/gelisah (الهَمِّ) berarti seseorang harus berusaha melawannya dengan
Ketenangan (As-Sakinah). Dimana sakinah bisa didapatkan bila kita dari awal menerima
dan membenarkan bahwa permasalahan tersebut menimpa kita. Selanjutnya mulai
menuliskan agar kita bisa realistis berapa jumlah yang harus kita pertanggungjawabkan.
Selanjutnya kita belah menjadi bagian-bagian kecil agar lebih mudah
menyelesaikannya.
2.
Berlindung dari Kesedihan
(الحَزَنِ) berarti seseorang
harus melawannya dengan Kebahagiaan. Bahagia ternyata bisa kita pilih dan
ciptakan. Meski berbagai permasalahan menghadang, kita bisa memutuskan diri
untuk tetap tersenyum, menikmati, menghayati dan merasakan kebahagiaannya
kapanpun kita mau. Ternyata efek dari senyum dan memprogram diri untuk bahagia
merupakan ekspresi dari rasa syukur. Bukankah Allah berfirman dalam qur’an
bahwa ia akan menambah nikmat hamba yang bersyukur? So...tarik bibir anda ke
kanan dan kiri apapun yang terjadi. Dijamin anda terlihat lucu dan bisa bikin
ketawa...saat itu oksitoksin dan endorfin bisa keluar dan bikin kita sehat dan
awet muda. Saat kondisi seperti ini biasanya solusi dari berbagai permasalahan
mulai terlihat.
3.
Berlindung dari kelemahan
(العَجْزِ) berarti seseorang
harus melawannya dengan Kekuatan. Setelah seseorang bisa memiliki ketenangan
dan kebahagiaan, biasanya ia mulai merasakan bahwa ada kekuatan yang
menggerakan dirinya. Kekuatan yang menggerakan seluruh alam semesta. Hal ini
harus diusahakan dengan terus meningkatkan kapasitas diri. Meningkatkan kapasitas diri dengan membaca
buku, mengikuti pelatihan dan pendidikan, belajar pada pengalaman orang lain
dan hal positif lainnya yang membuat kapasitas seseorang meningkat dan ahirnya
memiliki kekuatan untuk bangkit.
4.
Berlindung dari kemalasan
(الكَسَل) berarti seseorang
harus melawannya dengan menjadi orang yang Rajin/bersungguh sungguh. Meski
seseorang sudah memiliki ketenangan, merasakan kebahagiaan dan memiliki kekuatan
karena kapasitasnya meningkat, tetap saja tidak ada artinya bila malas. Kemalasan
terjadi karena sesorang tidak memiliki alasan yang kuat serta tujuan/target
yang jelas. Dream it (mimpikan) bisa dijadikan sebagai pijakan pertama,
selanjutnya Desain it (rencanakan) kemudian dilanjutkan dengan Do it (lakukan)
sekarang juga.
5.
Berlindung dari kepengecutan
( الجُبْن) berarti seseorang
harus melawannya dengan menjadi Berani. Keberanian menghadapi apapun yang
terjadi. Berani bertanggung jawab. Berani dengan resiko apapun karena apa yang
dilakukan merupakan sebuah upaya untuk bisa keluar dari permasalahan. Apapun
hasilnya Ia melihat proses yang dilakukan seorang manusia. Tak ada satupun yang
sia sia di mataNya. Keberanian ini muncul karena seseorang sudah memiliki
ketenangan, merasakan kebahagiaan, memiliki kekuatan dan bersungguh sungguh
dalam menyelesaikan permasalahan hidupnya.
6.
Berlindung dari kekikiran
(البُخْل) berarti seseorang
harus melawannya dengan menjadi Pemurah. Menjadi pemurah tidak melulu harus dengan
memberikan harta kita. Tenaga dan nasihat yang baik juga bisa kita berikan pada
orang lain. Pada saat kita membantu orang lain pada dasarnya kita sedang membantu
diri sendiri. 10 orang kaya di dunia saat ini adalah orang-orang yang pemurah.
Mereka tidak segan segan mengeluarkan hartanya, tenaganya dan pikirannya untuk
membantu orang lain. Ternyata Kekayaannya, kekuatannya dan ilmu mereka tidak
pernah berkurang, malah semakin bertambah dan berkah.
Setelah mendoakan dengan
6 formula kebangkitan di atas, barulah Rasulullah berdoa agar pemuda tersebut
bisa keluar dari lilitan hutang dan penindasan orang lain. Sangat rasional dan tahapannya formula ini
bisa diterapkan bila kita ada dalam kondisi seperti pemuda tersebut. Semoga
kita bisa menjadi pemuda yang bisa mengguncangkan dunia karena prestasi, karya dan harta yang bermanfaat bagi sesama.
Terhindar dari kondisi alay seperti lagu di atas. Salam Muda Mulia!
Blue Diamond 25 Februari 2013
Refleksi The Runners pertemuan ke-3 by Rendy Saputra. Sebenarnya ini materi pengajian The Runners karena materi sesungguhnya adalah Preview Financial Literacy yang jlimeet met met met tapi asyiiik. Ditulis di detik terahir karena hari besok sudah akan masuk pertemuan ke-4. Penulis bertekad akan merefleksikan seluruh pertemuan (20), semoga bisa istiqamah dan bisa berefek positif khususnya pada diri dan keluarga penulis.Aaamiiin
ini berguna banget teh ,..terima kasih jadi menambah ilmu
BalasHapussama sama...apa yang saya tuliskan sebenarnya ditujukan buat diri sendiri, kalau ada orang lain yang merasakan manfaatnya itu perbuatan Allah yang menggerakan hati orang tersebut
BalasHapustermasuk saya teh..
BalasHapus