Jatuh...bangun lagi, jatuh lagi...bangun lagi

Merangkak dengan kecepatan ekstra sepertinya sudah biasa dilakukan. Merambat di dinding, pagar, meja dan benda-benda yang memungkinkan diraih sudah bisa. Berjalan tertatih sekitar dua meter lalu terjatuh juga sudah pernah. Setiap ada kesempatan berdiri dan berjalan, pasti dia lakukan. Jatuh...bangun lagi, jatuh lagi...bangun lagi. Inilah keseharaian terahir yang dilakukan anakku. Usianya baru masuk 11 bulan dan aksinya setiap hari menguras tenaga dan konsentrasi ibunya

Sebagai ibu, saya bahagia dengan perkembangan motoriknya. Kembali saya merenung...kenapa saya tidak sekonsisten anak saya dalam berlatih sesuatu? Rasa malas dan bosan masih sering datang. Kadang kala berbagai alasan bermunculan meminta permakluman. Lalu tiba-tiba mogok tidak karuan. Berteori memang gampang. Hal sulit ialah mempraktekan hal yang dipahami menjadi sebuah kesadaran.  Kenapa saya tidak bisa seperti anak saya?

Anak terlahir dalam kondisi fitrah. Bersih laksana kertas kosong. Hal yang paling dekat dengannya ialah Allah dan orang tuanya. Allah maha pendidik sejak lahir sudah memberikan kemampuan menghisap puting susu. Dengan kemampuannya ini dia bisa bertahan hidup. Apakah dengan menyusu kepada ibunya ataupun lewat bantuan alat. Kemudian otot-otot leher dan tubuhnya semakin baik, ia mulai belajar tengkurap. Tidak mengenal waktu, tidak mengenal tempat, ia terus menocoba meski mungkin membahayakan hidupnya. Demikian pula proses belajar berjalan seperti yang sedang dialami anak saya. Ia tetap penuh percaya diri melakukan lagi dan lagi.

Hal ini terjadi karena ia percaya kepada Zat yang menciptakannya. Ia percaya bahwa yang harus dilakukannya adalah terus belajar dan berusaha. So'al hasil bukan urusannya. Sehingga pantang menyerah menjadi sikap yang dimilikinya. Hal inilah yang harus saya miliki. Menjadikan Allah sebagai sumber kekuatan. Menjadikannya Rabb. Tuhan yang maha menciptakan. Sadar posisi bahwa kita hanya hamba ciptaanNya. Sebagai hamba yang dilakukan adalah tunduk patuh dengan dengan aturan yang ditetapkanNya. Hffhh...berat. Pantas saja saya gampang menyerah, mungkin karena masih belum total percaya padaNya. Terimakasih anakku, ayo sama-sama berjuang nak!

#NulisRandom2015   hari ke-14

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingin Kembali!

Aksi-Refleksi Bersama Bloom

Sunan Ampel dan Cardinal Virtue