Serba Serbi Daring

Semester ganjil di tahun ajaran 2020/2021 sudah berlangsung mau dua minggu. Kali ini tiga mata kuliah kembali saya ampu. Setiap mata kuliah disajikan pada dua kelas. Agama dan Gender untuk jurusan Akidah dan Filsafat Islam (AFI) semester 7, Filsafat Sosial di AFI semester 5 dan Bahasa Indonesia di jurusan Studi Agama-Agama semester 1. Sejak awal, perkuliahan dilakukan secaran daring. Menggunakan e-learning UIN Bandung dibackup dengan zoom dan wag. 

Mengajar bagi saya merupakan panggilan jiwa. Hampir setiap melakukannya saya bahagia. Bertemu para mahasiwa secara daring tak menyurutkan kebahagiaan itu. Menatap wajah para mahasiswa melalui layar laptop, mendengarkan celotehan mereka yang ramai, menjawab berbagai pertanyaan juga menyimak presentasi dan ekspresi mereka semua. 

Pandemi covid 19 yang melanda dunia ini membuat berbagai proses belajar mengajar dilakukan secara daring. Adaptasi yang dilakukan semester lalu, membuat semester ganjil kali ini lebih mudah dan terbiasa menggunakan sistem belajar daring, meski tentu saja banyak keterbatasan di sana sini. 

Kesungguhan para pengajar dan pembelajar menurut saya betul-betul diuji. Mulai dari harus menyediakan kuota, mengatasi permasalahan jaringan provider yang mungkin di rumah tidak begitu bagus sehingga harus mencari lokasi yang kuat jaringannya sampai menyiapkan kesabaran karena ganguan teknis maupun non teknis.

Bagi saya pengajar, terus terang awalnya merasa aneh karena seolah saya berbicara sendiri saat mengajar daring. Kadang ada rasa jengkel ketika melihat beberapa mahasiswa terlihat di layar laptop seperti tak peduli. Bahkan ada juga yang mematikan video entah mereka menyimak atau tidak. Padahal mengajar daring memerlukan persiapan yang lebih matang dari pada mengajar di kelas. 

Selalu ada hal yang baik di tengah keterbatasan yang terjadi. Salah satunya sistem belajar daring membuat saya bisa belajar dimanapun dan kapanpun dengan berbagai tokoh-tokoh yang kajiannya saya minati. Berbagai webinar hampir setiap hari ada. Kita tinggal memilih mau mengikuti yang mana. Saya bisa belajar sambil rebahan di atas kasur. Menatap wajah para pembicara dan menyimak kuliah mereka.  

Beberapa webinar kadang mengundang saya sebagai narasumber maupun moderator. Ini juga merupakan pengalaman yang cukup berharga. Kesempatan ini saya pergunakan sebaik-baiknya untuk belajar menyampaikan isi pikiran saya tentang tema yang diberikan. Beberapa ada yang berjalan dengan baik. Beberapa ada yang kacau karena jaringan, atau bahkan kesalahan memberi file yang keliru yang baru saya sadari setelah presentasi. Sangat memalukan memang. Semoga bisa terus belajar dari kesalahan yang dilakukan.

Di masa pandemi covid 19 ini, saya juga diminta untuk membuat video ceramah oleh beberapa pihak. Sampai saat ini saya belum rutin melakukannya. Rasanya tenaga terkuras habis karena sering diulang-ulang untuk mendapatkan hasil ceramah yang lancar dan baik. Belum waktu untuk mengonsep apa yang diminta juga bukan perkara mudah ditengah kesibukan dan waktu yang sangat terbatas. 

Tulisan kali ini memang refleksi dari bagaimana pengalaman saya mengajar dan belajar secara daring. Tetiba malam ini saya ingin menuliskannya begitu saja. Membagikan apa yang saya rasakan dan pikirkan. Ya kembali mengabadikan diri di blog ini. Sayang kan saya rutin membayar domain kalau tidak diisi hehehe. Semoga saja bisa kembali rajin menulis disini. Selamat istirahat para pembaca....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingin Kembali!

Sunan Ampel dan Cardinal Virtue

Metaverse Untuk Kuliah Lapangan.