Aksi-Refleksi Bersama Bloom

Hari ke 2 di tahun 2024 dan saya dalam urusan menulis seperti siput yang berjalan sangat lambat. Meski lambat, kalau terus berjalan tentu saja akan sampai pada yang dituju. Namun, lebih tepatnya kebanyakan mogoknya dari pada jalannya. Ya itulah yang terjadi dua tahun belakangan ini. Tak ada yang disesali sih, banyak hal saya pelajari dan lakukan juga selama dua tahun ini. Betül banyak yang dilakukan namun belum fokus, terutama dalam menghasilkan tulisan. 

Menjadi seorang dosen merupakan salah satu cita-cita. Sudah tercapai? Iya. Namun apakah hanya secara formal saja namun secara substansi kering? tentu bukan ini yang saya harapkan. Menjadi dosen yang menginspirasi dan menggerakan para mahasiswa untuk melakukan kemasalahatan secara individu dan sosial di lingkungan masing-masing. Pertanyaanya adalah bagaimana caranya bisa menginspirasi dan menggerakan? Selain dengan aksi yang dilakukan, tentu harus berefleksi terhadap aksi tersebut. Hal terbaik dalam berefleksi adalah dengan menuliskannya. Sehingga bila merujuk pada perkataan guru saya Abang Helmi Ali hal harus dilakukan seorang ulama perempuan adalah melakukan aksi kemudian berefleksi kemudian beraksi lagi dań terus berefleksi seperti gerakan gelombang transfersal yang berkelanjutan dan hanya berakhir saat kita bertemu denganNya dałam keabadian. 

Siklus aksi-refleksi ini berkelindan dan bisa jadi bukan sekedar urutan namun bisa jadi bersamaan. Memulai dari apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan dilakukan untuk kemudian dihubungkan dengan beberapa pengetahuan yang kita dapatkan dari buku dań jurnal atau kuliah para guru/dosen, kiai/pemuka agama, coach, trainer dan para penyampai pengetahuan lainnya. Kemudian mendapatkan pemahaman baru, kesadaran baru dan semangat baru melakukan perubahan. 

Siklus refleksi diawali dengan menuliskan. Apakah kita bisa menuliskan yang kita amati tersebut dengan baik? Menguraikan pengetahuan faktual terkait terminologi pengetahuan secara detail dari unsur-unsur yang diamati? Fokusnya pada pengetahuan dengan kemampuan mengingat. Hal ini adalah fundamental sebelum kita  menaikan pengetahuan menjadi pemahaman. Pengetahuan yang dihafalkan dengan ingatan memang bagian terbawah dari Low Order Thingking Skills (LOTS), karenanya mari kita naikan menjadi sebuah pemahaman versi kita.

Menjelaskan di depan orang lain apakah teman, keluarga atau mahasiswa terkait pengetahuan yang kita dapatkan bisa membangun pemahaman. Menjelaskan bisa secara tulisan maupun lisan. Saya pikir menjelaskan di depan kamera untuk kita rekam dan kita pelajari rekamannya juga bisa digunakan. Pada saat kita berusaha menyampaikan pengetahuan tersebut agar orang lain paham, bisa jadi kita mengklasifikasikan, mengkategorikan, mencari prinsip, generalisasi, teori, model dan struktur yang ada Dallas pengetahuan tersebut. Hal ini merupakan pengetahuan konseptual.

Selanjutnya pengetahuan konseptual ini kita proses secara kognitif. Nah, prosesnya dengan menafsirkan, memberi contoh, meringkas, menarik inferensi, membandingkan juga menjelaskan dengan pengetahuan kita sebelumnya. Sehingga bisa jadi sebuah pengetahuan yang sama dijelaskan oleh orang yang berbeda akan menghasilkan pemahaman yang berbeda. Saya kira pengetahuan tersebut akan memiliki pemahaman yang beragam pada tiap orang.  Hal ini lah yang menarik,  bisa menumbuhkan pemahaman yang beragam, bahkan kontroversi dan pengetahuan tersebut akan terus berkembang.

Pemahaman saja tanpa pengaplikasian bisa jadi serupa kekasih romantis menyampaikan kata-kata cinta, namun tidak dalam tindakannya. Tidak tergerak lebih perhatian, tidak tergerak untuk membantu, tidak tergerak berubah menjadi lebih baik, bahkan tindakannya bertolak belakang dengan pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki. Kalo nemuin yang kayak gini, lebih baik elo dan gue...end hehe

Baiklah, kira-kira saat kita akan mengaplikasikan sebuah pengetahuan yang sudah berupa pemahaman bagaimana cara menerapkannya? tentu cara atau prosedur tergantung pada pengetahuan yang dipahami yaa. Misalkan pengetahuan bahwa relasi antara manusia itu bersifat primer. Relasi sekunder manusia dengan yang lain hanya ada dalam releasi dengan Tuhan. Maka kita akan memperlakukan manusia lain sebagaimana kita ingin diperlakukan dan tidak ingin diperlakukan. Kita ingin dihormati, ingin dihargai, ingin diakui keberadaannya, ingin diperlakukan dengan baik, ingin dimengerti, ingin merasakan kondis aman dan damai, maka perlakukanlah orang lain sebagaimana yang kita inginkan. Demikian halnya kita tidak ingin dizolimi, dicurangi, dibohongi, diperlakukan dengan kekerasan sehingga merasa tidak aman, dan hal negatif lain yang tidak kita inginkan. Mąką hindarilah cara dań perbuatan tersebut. 

Mengaplikasikan tentu membutuhkan hal teknis dan metode spesifik juga waktu dalam pelaksanaannya. Bisa jadi dilakukan sepanjang hidup kita. Jangan sampai pribahasa Bahasa Arab yang terjadi. Al-'Ilmu Bila 'Amal Kasyajar Bila Tsamar. Apabila Ilmu tidak diamalkan maka seperti pohon yang tidak berbuah. Kemanfaatannya sangat sedikit. Segera mengeksekusi dan mengimplementasikan adalah dua proses yang harus ada dalam penerapannya. Menerapkan merupakan tahap tertinggi dalam Low Order Thingking Skills (LOTS) setelah melewati tahap pemahaman.

Kemudian setelah menerapkan, pemahaman yang kita miliki kita analisis. Melibatkan pemecahan pemahaman yang ada menjadi beberapa bagian untuk memeriksa secara individual dan untuk melihat bagaiana pemahaman tersebut berhubungan satu dengan yang lain. Dalam tahapan ini kita kembali menguraikan, mengorganisir dań menemukan makna tersirat dari pemahaman yang kita analisis. 

Selanjutnya setelah análisis kita bisa memeriksa kembali dań memberikan kritik atau masukan. Tahap ini disebut tahap mengevaluasi. Ini masuk pada tahap kedua dalam High Order Thinking Skills (HOTS) setelah analisis. Mengevaluasi menjadikan kita membuat penilaian tentang apa yang kita temukan sejauh ini. Pada tingkatan ini memungkinkan kita membuat rekomendasi atau menyarankan idę-ide kreatif.

Hal tertinggi dalam tahap High Order Thinking Skills (HOTS) adalah dengan menciptakan hal baru. Kita bisa mengatur ulang pemahaman yang dimiliki kemudian di diaplikasikan kemudian menggabungkan dengan pemahaman yang didapat sehingga menjadi sesuatu yang berbeda dari sebelumnya dan memiliki lebih banyak kemanfaatan. Di awali  dengan merumuskan, merencanakan kemudian memproduksi hal baru. LOTS dan HOTS terus berputar seperti gelombang transfersal dan semoga berahir pada penemukan makna diri yang lebih baik dari diri sebelumnya. 

Proses aksi-refleksi  dengan menggunakan Low Order Thingking Skills (LOTS) juga High Order Thinking Skills (HOTS) yang saya coba paparkan di atas merupakan pencarian jawaban pribadi hasil refleksi ahir tahun 2023. Keduanyaa berasal dari Taksonomi Bloom yang saya baca saat menyiapkan Rencana Pembelajaran Semester Genap 2024 yang akan dimulai. Bismillah....der...ah


Blue Diamond, 2 January 2024


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingin Kembali!

Sunan Ampel dan Cardinal Virtue

Metaverse Untuk Kuliah Lapangan.