Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Yuk Bersihkan Septik Tank Emosi Kita

Adakah manusia di dunia ini yang tidak menghasilkan sampah?  Manusia dari bayi sampai manusia yang udzur pasti menghasilkan sampah setiap harinya. Bayi baru lahir menghasilkan sampah minimal dari proses pencernaa tubuhnya. Apalagi kalau gaya hidup orang tuanya yang instan dengan memakaikan diapers atau memberikan susu formula, tentu sampah yang dihasilkannya lebih banyak lagi.  Semua manusia menghasilkan sampah. Sampah yang dibicarakan di atas adalah sampah material yang nampak. Bagaimana dengan sampah emosi yang tak kasat mata? Sebagai mahluk individu dan sosial yang memiliki perasaan, manusia kerap mengalami dan menghadapi berbagai kejadian yang tidak sesuai dengan yang diharapkannya. Ini bisa dikatakan masalah karena ada kesenjangan antara yang diharapkan dan yang terjadi. Masalah ini memunculkan  emosi negatif. Emosi negatif ini terus menumpuk bertahun tahun tanpa disadari  menjadi sumber penyakit dan bau seperti sampah.  Sampah emosi yang menumpuk bertahun tahun ini semak

Ayah! Jangan dulu nikahkan anak perempuan kita.

Perempuan muda berusia 17 tahun di hadapan saya memiliki sorot mata yang tajam dan indah. Sebagai perempuan tatar Sunda, NN mewarisi kulit bersih seperti kebanyakan nenek moyangnya. Dari gaya bicaranya, saya membayangkan dia sebagai seorang murid smu yang cerdas. Namun sayang, kehadiran seorang anak kecil berusia dua tahun melunturkan bayangan saya. Anak kecil tersebut adalah anaknya. Fenomena di atas hari ini masih bisa kita jumpai diberbagai pelosok negri ini. Pernikahan usia anak di Indonesia menempati urutan kedua tertinggi se-Asia Tenggara. Hal ini merupakan hasil penelitian Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Universitas Indonesia tahun 2015. Ada sekitar 2 juta dari 7,3 perempuan Indonesia di bawah umur 15 tahun sudah menikah dan putus sekolah. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 3 juta orang di tahun 2030. ( Kompas (Jakarta,  20 Juni 2015) Sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki penduduk terbanyak mencapai 46,71 juta jiwa (BPS Jabar 2015) , Jawa

Tontonlah Filem India sekarang, sebelum menjadi sangat bagus

Gambar
“Tontonlah Filem India sekarang, sebelum menjadi sangat bagus”. Bagi yang tidak tahu dan sangat jarang menonton filem India, mungkin perkataan ini sangat mengherankan. Apanya yang bagus dari filem India? Bukannya di dalam filemnya banyak yang lebay ? Lagi serius joget, lagi tegang joget, apalagi lagi sedih atau sedang jatuh cinta. Pokoknya sangat tidak logis deh , selain juga durasi waktu filem yang sangat panjang dan kadang berputar-putar. Perkataan di atas adalah perkataan pak Budhi Muanawar Rachman saat kegiatan Workshop Living Values Education – Nonton Filem India dan Diskusi buku dan Belajar Toleransi dari Filem India. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Mahfud Ikhwan penulis buku “Aku dan Filem India Melawan Dunia. Sebelum dilakukan diskusi buku, tiga filem India diputar sejak tanggal 23 Mei- 24 Mei 2017 pukul 12.30. Filem India yang ditonton ialah PK, Gandi dan Oh My God. Setelah itu diskusi buku dimulai pukul 13.30 WIB sampai 15.30 WIB. Diskusi filem yang diselelenggar